English French Spain Russian Portuguese Japanese Korean Chinese Simplified

Cerita Nana, Si Haus Seks Pemuas Nafsu

Cerita Hot Dewasa XXX - Belum lama ini aku kembali bertemu Nana (bukan nama sebenarnya). Ia kini sudah berkeluarga dan sejak menikah tinggal di Palembang. Untuk suatu urusan keluarga, ia bersama anaknya yang masih berusia 6 tahun pulang ke Yogya tanpa disertai suaminya. Nana masih seperti dulu, kulitnya yang putih, bibirnya yang merah merekah, rambutnya yang lebat tumbuh terjaga selalu di atas bahu. Meski rambutnya agak kemerahan namun karena kulitnya yang putih bersih, selalu saja menarikdipandang, apalagi kalau berada dalam pelukan dan dielus-elus. Perjumpaan di Yogya ini mengingatkan peristiwa sepuluh tahun lalu ketika ia masih kuliah di sebuah perguruan tinggi ternama di Yogya. Selama kuliah, ia tinggal di rumah bude, kakak ibunya yang juga kakak ibuku. Rumahku dan rumah bude agak jauh dan waktu itu kami jarang ketemu Nana.
Cerita Hot Dewasa XXX

Aku mengenalnya sejak kanak-kanak. Ia memang gadis yang lincah, terbuka dan tergolong berotak encer. Setahun setelah aku menikah, isteriku melahirkan anak kami yang pertama. Hubungan kami rukun dan saling mencintai. Kami tinggal di rumah sendiri, agak di luar kota. Sewaktu melahirkan, isteriku mengalami pendarahan hebat dan harus dirawat di rumah sakit lebih lama ketimbang anak kami. Sungguh repot harus merawat bayi di rumah. Karena itu, ibu mertua, ibuku sendiri, tante (ibunya Nana) serta Nana dengan suka rela bergiliran membantu kerepotan kami. Semua berlalu selamat sampai isteriku diperbolehkan pulang dan langsung bisa merawat dan menyusui anak kami.

Hari-hari berikutnya, Nana masih sering datang menengok anak kami yang katanya cantik dan lucu. Bahkan, heran kenapa, bayi kami sangat lekat dengan Nana. Kalau sedang rewel, menangis, meronta-ronta kalau digendong Nana menjadi diam dan tertidur dalam pangkuan atau gendongan Nana. Sepulang kuliah, kalau ada waktu, Nana selalu mampir dan membantu isteriku merawat si kecil. Lama-lama Nana sering tinggal di rumah kami. Isteriku sangat senang atas bantuan Nana. Tampaknya Nana tulus dan ikhlas membantu kami. Apalagi aku harus kerja sepenuh hari dan sering pulang malam. Bertambah besar, bayi kami berkurang nakalnya. Nana mulai tidak banyak mampirke rumah. Isteriku juga semakin sehat dan bisa mengurus seluruh keperluannya. Namun suatu malam ketika aku masih asyik menyelesaikan pekerjaan di kantor, Nana tiba-tiba muncul.

“Ada apa Na, malam-malam begini.”
“Mas Danu, tinggal sendiri di kantor?”
“Ya, Dari mana kamu?”
“Sengaja kemari.”
Nana mendekat ke arahku. Berdiri di samping kursi kerja. Nana terlihat mengenakan rok dan T-shirt warna kesukaannya, pink. Tercium olehku bau parfum khas remaja.

“Ada apa, Nana?”
“Mas.. aku pengin seperti Mbak Tari.”
“Pengin? Pengin apanya?” Nana tidak menjawab tetapi malah melangkah kakinya yang putih mulus hingga berdiri persis di depanku. Dalam sekejap ia sudah duduk di pangkuanku.
“Nana, apa-apaan kamu ini..” Tanpa menungguku selesai bicara, Nana sudah menyambarkan bibirnya di bibirku dan menyedotnya kuat-kuat. Bibir yang selama ini hanya dapat kupandangi dan bayangkan, kini benar-benar mendarat keras. Kulumanya penuh nafsu dan nafas halusnya menyeruak. Lidahnya dipermainkan cepat dan menari lincah dalam rongga mulutku. Ia mencari lidahku dan menyedotnya kuat-kuat. Aku berusaha melepaskannya namun sandaran kursi menghalangi. Lebih dari itu, terus terang ada rasa nikmat setelah berbulan-bulan tidak berhubungan intim dengan isteriku. Nana merenggangkan pagutannya dan katanya, “Mas, aku selalu ketagihan Mas. Aku suka berhubungan dengan laki-laki, bahkan beberapa dosen telah kuajak beginian. Tidak bercumbu beberapa hari saja rasanya badan panas dingin. Aku belum pernah menemukan laki-laki yang pas.”

Kuangkat tubuh Nana dan kududukkan di atas kertas yang masih berserakan di atas meja kerja. Aku bangkit dari duduk dan melangkah ke arah pintu ruang kerjaku. Aku mengunci dan menutup kelambu ruangan.
“Na.. Kuakui, aku pun kelaparan. Sudah empat bulan tidak bercumbu dengan Tari.”
“Jadikan aku Mbak Tari, Mas. Ayo,” kata Nana sambil turun dari meja dan menyongsong langkahku.
Ia memelukku kuat-kuat sehingga dadanya yang empuk sepenuhnya menempel di dadaku. Terasa pula penisku yang telah mengeras berbenturan dengan perut bawah pusarnya yang lembut. Nana merapatkan pula perutnya ke arah kemaluanku yang masih terbungkus celana tebal. Nana kembali menyambar leherku dengan kuluman bibirnnya yang merekah bak bibir artis terkenal. Aliran listrik seakan menjalar ke seluruh tubuh. Aku semula ragu menyambut keliaran Nana. Namun ketika kenikmatan tiba-tiba menjalar ke seluruh tubuh, menjadi mubazir belaka melepas kesempatanini.

“Kamu amat bergairah, Nana..” bisikku lirih di telinganya.
“Hmm.. iya.. Sayang..” balasnya lirih sembari mendesah.
“Aku sebenarnya menginginkan Mas sejak lama.. ukh..” serunya sembari menelan ludahnya.
“Ayo, Mas.. teruskan..”
“Ya Sayang. Apa yang kamu inginkan dari Mas?”
“Semuanya,” kata Nana sembari tangannya menjelajah dan mengelus batang kemaluanku. Bibirnya terus menyapu permukaan kulitku di leher, dada dan tengkuk. Perlahan kusingkap T-Shirt yang dikenakannya. Kutarik perlahan ke arah atas dan serta merta tangan Nana telah diangkat tanda meminta T-Shirt langsung dibuka saja. Kaos itu kulempar ke atas meja. Kedua jemariku langsung memeluknya kuat-kuat hingga badan Nana lekat ke dadaku. Kedua bukitnya menempel kembali, terasa hangat dan lembut. Jemariku mencari kancing BH yang terletak di punggungnya. Kulepas perlahan, talinya, kuturunkan melalui tangannya. BH itu akhirnya jatuh ke lantai dan kini ujung payudaranya menempel lekat ke arahku. Aku melorot perlahan ke arah dadanya dan kujilati penuh gairah. Permukaan dan tepi putingnya terasa sedikit asin oleh keringat Nana, namun menambah nikmat aroma gadis muda.

Tangan Nana mengusap-usap rambutku dan menggiring kepalaku agar mulutku segera menyedot putingnya. “Sedot kuat-kuat Mas, sedoott..” bisiknya. Aku memenuhi permintaannya dan Nana tak kuasa menahan kedua kakinya. Ia seakan lemas dan menjatuhkan badan ke lantai berkarpet tebal. Ruang ber-AC itu terasa makin hangat. “Mas lepas..” katanya sambil telentang di lantai. Nana meminta aku melepas pakaian. Nana sendiri pun melepas rok dan celana dalamnya. Aku pun berbuat demikian namun masih kusisakan celana dalam. Nana melihat dengan pandangan mata sayu seperti tak sabar menunggu. Segera aku menyusulnya, tiduran di lantai. Kudekap tubuhnya dari arah samping sembari kugosokkan telapak tanganku ke arah putingnya. Nana melenguh sedikit kemudian sedikit memiringkan tubuhnya ke arahku. Sengaja ia segera mengarahkan putingnya ke mulutku.

“Mas sedot Mas.. teruskan, enak sekali Mas.. enak..” Kupenuhi permintaannya sembari kupijat-pijat pantatnya. Tanganku mulai nakal mencari selangkangan Nana. Rambutnya tidak terlalu tebal namun datarannya cukup mantap untuk mendaratkan pesawat “cocorde” milikku. Kumainkan jemariku di sana dan Nana tampak sedikit tersentak. “Ukh.. khmem.. hss.. terus.. terus,” lenguhnya tak jelas. Sementara sedotan di putingnya kugencarkan, jemari tanganku bagaikan memetik dawai gitar di pusat kenikmatannya. Terasa jemari kanan tengahku telah mencapai gumpalan kecil daging di dinding atas depan vaginanya, ujungnya kuraba-raba lembut berirama. Lidahku memainkan puting sembari sesekali menyedot dan menghembusnya. Jemariku memilin klitoris Nana dengan teknik petik melodi.

Nana menggelinjang-gelinjang, melenguh-lenguh penuh nikmat. “Mas.. Mas.. ampun.. terus, ampun.. terus ukhh..” Sebentar kemudian Nana lemas. Namun itu tidak berlangsung lama karena Nana kembali bernafsu dan berbalik mengambil inisitif. Tangannya mencari-cari arah kejantananku. Kudekatkan agar gampang dijangkau, dengan serta merta Nana menarik celana dalamku. Bersamaan dengan itu melesat keluar pusaka kesayangan Tari. Akibatnya, memukul ke arah wajah Nana. “Uh.. Mas.. apaan ini,” kata Nana kaget. Tanpa menunggu jawabanku, tangan Nana langsung meraihnya. Kedua telapak tangannya menggenggam dan mengelus penisku.

“Mas.. ini asli?”
“Asli, 100 persen,” jawabku.
Nana geleng-geleng kepala. Lalu lidahnya menyambar cepat ke arah permukaan penisku yang berdiameter 6 cm dan panjang 19 cm itu, sedikit agak bengkok ke kanan. Di bagian samping kanan terlihat menonjol aliran otot keras. Bagian bawah kepalanya, masih tersisa sedikit kulit yang menggelambir. Otot dan gelambiran kulit itulah yang membuat perempuan bertambah nikmat merasakan tusukan senjata andalanku.

“Mas, belum pernah aku melihat penis sebesar dan sepanjang ini.”
“Sekarang kamu melihatnya, memegangnya dan menikmatinya.”
“Alangkah bahagianya MBak Tari.”
“Makanya kamu pengin seperti dia, kan?”
Nana langsung menarik penisku. “Mas, aku ingin cepat menikmatinya. Masukkan, cepat masukkan.”
Nana menelentangkan tubuhnya. Pahanya direntangkannya. Terlihat betapa mulus putih dan bersih. Diantara bulu halus di selangkangannya, terlihat lubang vagina yang mungil. Aku telah berada di antara pahanya. Exocet-ku telah siap meluncur. Nana memandangiku penuh harap.

“Cepat Mas, cepat..”
“Sabar Nana. Kamu harus benar-benar terangsang, Sayang..”
Namun tampaknya Nana tak sabar. Belum pernah kulihat perempuan sekasar Nana. Dia tak ingin dicumbui dulu sebelum dirasuki penis pasangannya. “Cepat Mas..” ajaknya lagi. Kupenuhi permintaannya, kutempelkan ujung penisku di permukaan lubang vaginanya, kutekan perlahan tapi sungguh amat sulit masuk, kuangkat kembali namun Nana justru mendorongkan pantatku dengan kedua belah tangannya. Pantatnya sendiri didorong ke arah atas. Tak terhindarkan, batang penisku bagai membentur dinding tebal. Namun Nana tampaknya ingin main kasar. Aku pun, meski belum terangsang benar, kumasukkan penisku sekuat dan sekencangnya. Meski perlahan dapat memasukirongga vaginanya, namun terasa sangat sesak, seret, panas, perih dan sulit. Nana tidak gentar, malah menyongsongnya penuh gairah.

“Jangan paksakan, Sayang..” pintaku.
“Terus. Paksa, siksa aku. Siksa.. tusuk aku. Keras.. keras jangan takut Mas, terus..” Dan aku tak bisa menghindar. Kulesakkan keras hingga separuh penisku telah masuk. Nana menjerit, “Aouwww.. sedikit lagi..” Dan aku menekannya kuat-kuat. Bersamaan dengan itu terasa ada yang mengalir dari dalam vagina Nana, meleleh keluar. Aku melirik, darah.. darah segar. Nana diam. Nafasnya terengah-engah. Matanya memejam. Aku menahan penisku tetap menancap. Tidak turun, tidak juga naik. Untuk mengurangi ketegangannya, kucari ujung puting Nana dengan mulutku. Meski agak membungkuk, aku dapat mencapainya. Nana sedikit berkurang ketegangannya.

Beberapa saat kemudian ia memintaku memulai aktivitas. Kugerakkan penisku yang hanya separuh jalan, turun naik dan Nana mulai tampak menikmatinya. Pergerakan konstan itu kupertahankan cukup lama. Makin lama tusukanku makin dalam. Nana pasrah dan tidak sebuas tadi. Ia menikmati irama keluar masuk di liang kemaluannya yang mulai basah dan mengalirkan cairan pelicin. Nana mulai bangkit gairahnya menggelinjang dan melenguh dan pada akhirnya menjerit lirih, “Uuuhh.. Mas.. uhh.. enaakk.. enaakk.. Terus.. aduh.. ya ampun enaknya..” Nana melemas dan terkulai. Kucabut penisku yang masih keras, kubersihkan dengan bajuku. Aku duduk di samping Nana yang terkulai.

“Nana, kenapa kamu?”
“Lemas, Mas. Kamu amat perkasa.”
“Kamu juga liar.”

Nana memang sering berhubungan dengan laki-laki. Namun belum ada yang berhasil menembus keperawanannya karena selaput daranya amat tebal. Namun perkiraanku, para lelaki akan takluk oleh garangnya Nana mengajak senggama tanpa pemanasan yang cukup. Gila memang anak itu, cepat panas.

Sejak kejadian itu, Nana selalu ingin mengulanginya. Namun aku selalu menghindar. Hanya sekali peristiwa itu kami ulangi di sebuah hotel sepanjang hari. Nana waktu itu kesetanan dan kuladeni kemauannya dengan segala gaya. Nana mengaku puas.

Setelah lulus, Nana menikah dan tinggal di Palembang. Sejak itu tidak ada kabarnya. Dan, ketika pulang ke Yogya bersama anaknya, aku berjumpa di rumah bude.
“Mas Danu, mau nyoba lagi?” bisiknya lirih.
Aku hanya mengangguk.
“Masih gede juga?” tanyanya menggoda.
“Ya, tambah gede dong.”
Dan malamnya, aku menyambangi di hotel tempatnya menginap. Pertarungan pun kembali terjadi dalam posisi sama-sama telah matang.
“Mas Danu, Mbak Tari sudah bisa dipakai belum?” tanyanya.
“Belum, dokter melarangnya,” kataku berbohong.
Dan, Nana pun malam itu mencoba melayaniku hingga kami sama-sama terpuaskan.


Tags :
Cerita Hot Dewasa XXX
Cerita Dewasa Hot
Cerita Dewasa Bugil
Cerita Dewasa Ngentot memek

Cerita Hot Dewasa XXX, Cerita Hot , Cerita seks ngentot memek
Baca SelengkapnyaCerita Nana, Si Haus Seks Pemuas Nafsu

Cerita Demi Hidup, Aku Rela Jadi Pemuas Nafsu

Cerita Hot Dewasa XXX - Rahma (nama samaran) gadis yang malang penuh dengan siksaan dan paksaan orang tua, yang akhirnya terjun kedunia hitam jadi bulan-bulanan nafsu sex para lelaki hidung belang. Rahmah tidak tahu kemana lagi mengadukan nasipnya, hanya di benaknya bagaimana bisa makan dan tidur. Ramah coba-coba ingin merubah nasip menjual diri di café-café dengan. Hal ini Ramah menceritakan kisahnya pada penulis.
Di suatu malam yang sangat dingin, hujan grimis mengguyur tubuh penulis yang saat itu melintas di ruas Jalan Marelan tiba-tiba tidak di sengaja terlihat seorang gadis yang menggunakan gaun tembus pandang. Tubuhnya yang mungil dan cantik di terpa angin yang kencang. Sekali-sekali dirinya menggigil menahan dinginnya cuaca malam itu. Penulis yang masih terus penasaran melihat tindakan gadis tersebut. Terlintas juga dalam benak penulis “gadis cantik seperti itu lagi ngapain di muka cafe ? sementara di dalam café pengunjung sepi ” inilah yang terlintas dalam benak penulis.
Cerita Hot Dewasa XXX

Akhirnya penulis mencoba memberanikan diri menyapa gadis yang memakai baju warna putih tembus pandang. “Hai… lagi ngapain mbak ? dia mejawab dengan ramah ” ngga ada, cuman nongkorong doang.” Selanjutnya penulis mengenalkan diri pada gadis cantik tersebut mengaku namanya “Ramah”. Kurang lebih limabelas menit dimuka café, penulis mengajak gadis itu kedalam café. Sesampainya dalam café penulis menanyakan “Ramah minum apa ? ” dijawabnya terserah apa aja bang. Pelayan café juga tiba di muka kami, yang tidak kalah sexsi dan cantiknya dari Ramah memakai rok mini di atas lutut. Pelayan café sangat ramah juga genit, sekali-sekali tangannya suka menggoda dan merabah-rabah paha pengunjung.

Hujan grimis masih membasahi jalan raya, cuacapun semakin dingin, pengunjung café sudah kosong, tinggal kami berdua dan dua orang pelayan café, saat itu jam 1.30 Wibb. Ramah yang dari tadi hanya tertunduk sepertinya butuh perhatian, sekali-sekali Ramah menebarkan senyum yang menggoda.

Panjang lebar cerita hujanpun tidak kunjung berhenti, minuman Jus sudah habis, pemilik café menyhiapkan barang-barangnya untuk tutup. Ramah mulai buka cerita dengan sifat yang agak malu-malu, sambil mengatakan “bang cafenya sudah maututup kita cek in yo? ” mendengar ajakan Ramah penulis terdiam sejenak. Ramah sepertinya tidak habis pikir, kenapa saya tidak mau menjawabnya. Ramah bertanya lagi ” bang ayo donk…! aku mau cerita lebih jauh lagi ama abang. Akhirnya aku kabulkan ajakan Ramah karena penuh dengan harapan akan mendapat cerita dari Ramah.

Akhirnya kami bergegas mau pergi, pemilik café langsung menegur “abang mau pulang ? aku jawab ia tante. Nanti sakit, inikan masih hujan…! Aku jawab “kayaknya hujannya ini lama tante”. Kami pulang tante ? di jawabnya ia…! Hati-hati di jalan licin bang. Aku jawab lagi ia tante.

Kami langsung menuju ke arah Simalingkar salah satu café and bar dekat Hotel Royal Sumatera. Sewaktu dalam perjalanan Ramah memeluk aku sangat kencang sepertinya takut kehilangan. Dalam perjalan itu aku bertanya “Ramah kamu cantik, kok maunya kerjaan seperti ini ? ” Jawab Ramah “bang kalau masih ada kerjaan yang lebih hina dari sini akan kurjakan walaupun itu pahit. Maksud Ramah gimana ? Ramah juga tidak mau kerja ini tapi orang tua Ramah sendiri menghancurkan masa depan Ramah.

Ramah tidak diterima dilingkungan keluarga lagi bang. Kalau kuceritakan kehidupan aku mungkin satu malam ini belum selesai. Tapi itupun kalau abang mendesakku nanti ada waktunya bang, Ramah akan ceritakan semuanya buat abang. Kamipun sampai dalam tujuan, aku kaget Ramah rupanya sudah dikenal dicafé tersebut. Sesampainya dicafe Ramah langsung didekati seorang laki-laki separuh baya yang notabenya om-om. Yang pasti aku tidak tahu persis apa cerita orang itu, hanya melihat Ramah dipeluk silaki-laki tadi dengan erat sambil mencium bibir Ramah di tengah-tengah lampu yang samar-samar.

Lanjut cerita gadis malang itu mulai bergegas mau pergi bersama silaki-laki yang kehausan nafsu dengan kondisi setengah mabuk. Sebelum pergi Ramah mendekatiku sambil mengatakan “bang Ramah mau pergi, pokonya besok aku hubungi abang, ok bang ?” aku mengiyakannya. Ramah langsung pergi menaiki mobil laki-laki itu untuk meninggalkan café. Akupun tidak tinggal diam untuk melacak mangsa tulisanku luput sampai disitu. Kupanggil pelayan café untuk membayar minuman. Tapi lain jawaban pelayan “bang minumannya sudah dibayar om tadi”. sebelum pergi meninggalkan café kuberikan tip sama pelayan café yang menemaniku untuk pamitan pulang.

Sampai dimukan café kuperhatikan mobil laki-laki itu kemana arahnya. Kuikuti dari belakang sampai mobil itu belok kesalah satu tempat penginapan yang berkelas di Simalingkar. Ya…kutinggalkan setelah dapat kepastian mereka menginap di hotel tersebut.

Sesampainya di simpang kampus Universitas Sumatera Utara (USU) aku berhenti di satu café kecil minum (TST) Teh Susu Terlor. Selama satu jam aku di café itu, tiba-tiba ponselku bunyi dengan nada panggilan. Kuangkat poselku kulihat nomornya sepertinya tidak aku kenal. Aku sempat kaget tengah malam kegini siapa lagi yang menghubungiku terlintas dalam benak aku. Ponsel berbunyi terus kubiarkan sampai tiga kali panggilan baru kuangkat.

Sangat kaget mendengar sautan dalam posel itu terdengar suara perempuan baru kukenal. Menjawab pertanyanku dengan manja sambil mengajak aku untuk menginap. Mendengar ajakan ini aku tidak percaya bahwa Ramah mau menginap bersamaku, sementara dianya masih bersama laki-laki barusan 2 jam kutinganggalkan.

Ramah mengatakan kalau laki-laki tadi tidak bisa menginap sampai pagi, karena takut ketahuan sama istri dan anaknya. Aku tanya ini no HP siapa ? Ramah jawab om tadi kupinjam. Kutanya lagi berarti dia masih ada di ruang kamar ? Ramah menjawab ia, tapi dia udah mau pulang bang, abang datang ya ? aku tunggu Ramah tidak ada kawan, cepat donk bang. Desakan ini aku tidak mudah terpengaruh, karena takut ada kejadian yang tidak di inginkan nanti.

Kurang lebih 30 menit hari hampir pagi jam 4.23 Wibb aku menghubungi Ramah melalui ponselnya. Ramah mengangkat dengan nada kesal “abang dimana kok ngga datang ?. cepat donk aku tidak ada kawan nih…!. Akhirinya aku beranikan diri balik lagi kehotel tersebut. Kuperhatikan mobil silaki-laki setengah baya yang tadi kutinggalkan di tempat parkir, memang tidak ada. Aku tanya langsung pejaga hotel, menjawabnya sudah pulang bang, abang itu tiap menginap di hotel ini sampai jam 3.00 Wib saja bang.

Abang mau ngapain ? kujawab dengan nada yang ramah dan sopan “aku barusan di hubungi cewek kawan bapak tadi. belum habis aku ngomong langsung penjaga itu potong Ramah bang ? katanya, ia bang. Ada di kamar 19, masuk aja bang, ngga apa-apa itu disini bisa kita jaga kemanan. Ok bang terimakasih yang bang, aku balik jawab. Langsung menuju kekamar no 19 kuketuk pintu kamar langsung di buka gadis seorang diri dengan mengenakan gaun tidur tembus pandang. Sepertinya Ramah tidak memakai BH als pembalut buah dada, hanya segi tiga transparan yang nampak. Mulai dari ujung rambut kuperhatikan sampai ujung kuku serta seisi dalam kamar itu sebulum masuk. Diperselakan masuk sambil menarik tanganku kedalam, “kok takut-takut masuk donk bang, ngga apa-apa kok”. Tanggan Ramah yang nakal hampir membuat aku jadi tidak terkontrol.

Ramah memang cantik, putih dan seksi tidak di temui satupun bekas luka ditubunya. Tangannya yang mulus, lembutnya belain penuh dengan rasa sayang. aku tertunduk sejenak di pinggir tempat tidur sambil mengisap rokok Sampoerna, sementara Ramah tidur dipagkuan aku sambil memeluk pinggangku. Rokok sudah habis aku ambilkan tas kecilku yang di dalamnya ada alat perekam suara, langsung kuhidupkan. Ramah memang nakal, mau tahu aja apa isi dalam tas aku. Dia mengambilnya dan mengeluarkan tipe rekamannya, memutar balik isi kaset. Baru Ramah tahu mulai dari perteman tadi dianya ngomong aku rekam. Saat itu juga gadis yang seksi, manja mencubitku dengan kesal. “abang kok tega kali merekam suara Ramah, untuk apa bang ?, abang wartawan ya ? jahat abang, aku ngga mau lagi cerita ama abang. Rupanya abang wartawan pantasan abang mulai dari tadi ngebutkali mendengar kisah Ramah kenapa terjuan kedunia malam”.

Ramah yang dari tadi nakal, kontan langsung terdiam dan membelakangi aku. Sementara radio rekamannya dia pegang, aku minta dia ngga kasih. Bahkan dia mengatakan “abang puas ya menanyai Ramah hanya untuk kesenangan abang, malunya untuk ramah, berarti abang ikut donk menghancurkan Ramah dan mempermalukan ramah di muka umum”.

Aku berusaha meyakininya dengan rasa sayang, kukecup pipinya yang menandakan aku bukan untuk mempermalukannya. Tapi aku ingin mengangkat kisahnya untuk membantu sakit hati Ramah yang selama ini dipendam seperti bara yang sangat merah dan panas. Ramah kupeluk, kusayang, akhirnya Ramah mengalah memberikan rekamannya.

Ramah yang marah akhirnya bisaku redahkan kemarahannya. Sampai setengah jam Ramah tidak mau cakap, Ramah diam dengan posisi tengkurap di atas tempat tidur yang empuk tanpa menghiraukan aku. Aku termenung sejenak memikirkan cara apa lagi kubuat untuk mengajak Ramah ceritakan kisahnya. Dengan ide yang cemermalang terlintas di benakku untuk merayu dengan posisi yang sama. Akhirnya pertahaan Ramah kandas juga, Ramah membalikkan tubuhnya dengan posisi miring menghadap aku. Dia senyum sambil memelukku sambil bertanya. Apasih gunanya abang muat di koran kisah Ramah ? abang jahat kali ya ? apa memang wartawan seperti itu ? sukanya memberitakan kesusahan orang lain. Aku jawab dengan nada yang ramah serta menebar senyuman yang memikat hati Ramah agar ianya dapat yakin dan percaya.

Ramah yang manja dan seksi akhirnya luluh tersenyum dengan iklas meceritakan kisah hidupnya sampai terjun ke dunia hitam untuk memuaskan nafsu lelaki hidung belang.

Ramah bercerita pajang lebar tentang kisah hidupnya pada penulis pada pukul 4.30 Wib sampai pukul 7.30 pagi. Berawal dari ceritanya gadis cantik ini sangat lugu takut dengan laki-laki, bahkan banyak sekali kawan-kawan Ramah yang mengejeknya kampungan. Tapi itu semua tidak pernah dia masukkan dalam hati hanya dianggapnya sebatas kuping saja. Waktu itu Ramah masih duduk di bangku SMA Swasta kelas dua di Medan. Dengan keluguan Ramah banyak sekali para lelaki satu lokalnya menaruh hati sama aku. lain orang lain tingkah lakunya beratus teori yang di buat cowok-cowok keren yang mendekatinya, yang namanya cinta belum juga ada di benaknya. Suatu waktu yang tidak di sangka Ramah ketemu dengan seorang pemuda yang baik hati ianya Roni (nama samarannya) berhasil memikat hati Ramah.

Penuh dengan rayuan dan kemesrahan yang berjalan cukup lumayan sampai kejenjang penikahan. Awal dari kesukaan Ramah pada Roni penuh dengan kejujuran dan kebaikannya di mata Ramah membuatnya tergila-gila dengan Roni. Saat yang di nanti-nantikan Roni mulai berani bercanda mengajak Ramah jalan-jalan ke salahsatu tepat perbelanjaan. Ajak ini tidak disangkah Roni kalau ramah langsung menyetujuinya. Perjalananpun dilanjutkan kesebuah plaza dengan mesra Roni memberanikan dirimemegang jari tangan Ramah yang lembut dan halus.

Sentuhan itu membuat hati Ramah berdebar-debar seperti baru terkena strum listrik. Padahal menurutnya banyak cowok yang jahil menyentuh tangannya, satupun belum pernah ia rasakan detak jantung seperti ini. Ramah membalas sentuhan tangan Roni sampai pada gemgaman yang gemas sama-sama dilakukan. Roni menarik tangan Ramah sambil mengecup kulit tangan Ramah yang halus penuh dengan arti dan kasih sayang yang tidak bisa dituturkan.

Sesampai plaza Ramah mengajak Roni keliling-keling di dalam plaza. Aku mulai sudah lelah Roni juga kelelahan. Aku kasihan melihat Roni aku ajak dia pulang kerumahku, sesampainya kami dirumah ternyata kedua orang tuaku bekum juga pulang kerja, yang ada adik aku barung pulang sekolah. Kami melanjutkan ngobrolnya di ruang tamu sambil nonton TV Flim Sinetron yang di bintangi Rano Karno sema menjalin cinta remaja di bangku sekolah. Waktu sudah menunjukkan pukul 16.00 Wibb Roni dengan sopan berpamitan sama aku. Dengan kesopanan Roni juga membuat aku terus bertambah sayang dan cinta sama dia.

Tanpa kami sadari Tiga bulan sudah berjalan hubungan aku dengan Roni. Hubungan baik itu melalui telepon atau ketemu disekolah terus berlanjut. Roni sudah mengenalkan aku pada orang tuanya, dan aku sudah mengenalkan Roni pada kedua orang tuaku. Semula kedua orang tuaku tidak pernah mempersoalkan hubunganku dengan Roni sampai kami naik kelas tiga. Sewaktu hari libur kawan-kawan aku mengajak rekreasi dipantai kasan.

Roni menyetujuinya, aku senang karena Roni mau ikut bersama-sama. Kami berangkat tiga pasangan yang semuanya pacaran, ongkos kami kumpul-kumpul bersama. Tiba waktunya aku pun menunggu angkot berjanji jumpa di sipang Amplas. Pukul 9.30 wibb sudah kumpul semuanya, langsung menaiki mobil bersama-sama kepemandian. Sesampainya di sana masing-masing pasangan berpencar menyewa gubuk yang ada dipinggir pantai. Roni masih malu-malu untuk menyewa gubuk buat kami berdua yang di luar. Dia menatapku dengan penuh kasih sayang aku mengkedipkan mata agar Roni berani menyewakan gubuk buat kami. Akhirnya Roni mengajak aku menyewa gubuk pas dipinggir pantai. Cuaca mulai mendung kami ganti baju untuk sama-sama berenang. Satu jam penuh berenang perut mulai mulas dan terasa nyeri menahankan lapar. Setenga jam kemudian kami dengan bersama-sama berhenti mandi untuk makan di tepi pantai Kasan.

Mandi sudah, makanpun sudah tinggal istrihat dulu baru nunggu sore baru mandi lagi siap mandi baru pulang. Kebetulan siap makan hujan grimis pun tiba, kami sangat khawatir kalau pantai ini akan meluap nantinya. Tapi kekawatiran ini hilang begitu saja sesaat aku berdua dengan Roni di dalam gubuk. Hujan makin lebat, Roni menutup pintu gubuk, suasana makin dingin Roni menatapku dengan lembut. Saat aku menggeser posisi dudukku Roni menarik tanganku, sambil merangkul bahuku. Aku terkejut dengan napas yang agak kencang, jantungku berdebar-debar ada rasa benci dan suka. Roni tidak menghintakan jemarinya di bahuku, tangannya mulai menjulur ke pinggangku meletakkan tangannya di atas pahaku yang di balut dengan celana renangku yang basah kuyup.

Roni mencium leherku dan kupingku, aku meronta dengan kecil sambil mengatakan jangan bang, nanti kalau kita sudah kawinkan abang bisa melakukannya. Roni tidak mendengar keluhanku bahkan ia merayuku dengan kata-kata dan gombalan sambil mengatakan “aku mau bertanggung jawab untuk mengawinimu, aku sumpah demi tuhan” kebetulan Roni beragama Islam aku keristen. Kutanya roni lagi apa orang tua abang mau menerimaku ” dia jawab aku sudah bilang sama orang tuaku mereka setujuh, terserah pilihan aku ” akhirnya pertahananku kandaslah sudah. Aku pasra Roni menciumi aku mulai dari ujung rambut sampai kakiku, dengan penuh rasa sayang dan menikmati keindahan tubuhku.

Aku tidak tahan perlakuan Roni, membuat aku macam cacing kepanasan sambil membalas cubuan Roni. Melihat perlawanku Roni semakin semangat sambil berusaha membuka baju dan celana renangku, dengan sekejap baju dan celanaku sudah lepas dari tubuhku. Tubuhku yang putih mulus hanya di balut segi tiga dan BH. Melihat kemontokan tubuhku Roni sempat terpelongo sejenak melihat pemandangan yang tidak pernah dilihatnya secara langsung selain dengan menonton fliim biru.

Dengan secepat kilat Roni melepaskan seluruh pakaiannya yang melekat di tubuhnya. Aku terkejut dan malu melihat Roni telanjang bulat di hadapanku, dadanya yang kekar ditumbuhi bulu-bulu halus. Aku teringat kata-kata kawan aku, kalau ada bulu tubuh di dada pria nafsunya tinggi, mengingat ini akau gemetar. Tanpa di komandoi tangan Roni yang lincah membuat aku kehilangan konstrasi. Aku gelagapan menyeimbangi jamahan dan ciuman yang di lakukan Roni samaku.

Aku hampir lemas dengan cumbuan Roni yang membuatku tidak sadar diri sumua pembalut tubuhku telepas sudah seperti anak yang baru dilahirkan tanpa sehelai benangpun yang menghalanginya. Roni mulai meningkatkan serangannya maaf pembaca “dengan menjilat milikku yang paling berharga”. Aku tidak tahu apa lagi yang dilakukan Roni yang jelas membuat aku menggelinjang-gelinjang.

Roni menindihku sambil membuat ancang-ancang diatas tubuhku sambil mengarahkan basokanya sambil menciumi leherku dan telingaku. Saat tubuh Roni peling bawah menekan milikku terasa nyeri dan sakit. Mendengar jeritanku Roni merasa kasihan dan menghentikan aksinya sebentar. Sambil mempermainkan buah kembar milikku, selang beberapa minit Roni mengulangi aksinya sambil menekan dengan pelan-pelan, tapi sangat luar biasa sakitnya. Aku baru kali itu di cium laki-laki, apalagi untuk di gitui.

Roni mulai tidak sabar menikmati milikku, akhirnya dia menekannya dengan keras, aku menjerit kesakitan. Roni berhasil membongkar pintu milikku yang kian lama kujaga, Roni tidak bergerak dia membiarkan miliknya didalam miliku. Sekali-sekali Roni mengangkat tubuhnya dengan lembut, aku mulai merasakan nikmat bercampur sakit kurang lebih lima belas menit Roni mengerang dan terkulai lemas di sampingku.

Aku memaki diriku sambil menangis, kenapa aku segampang itu mengikuti godaan setan yang menimpahku. Aku mau duduk terasa sakit di selangkanganku, Roni kulihat dengan senyum sambil memeluk aku. dia meyakinkan aku bahwa dirinya tidak akan menyia-nyiakanku sampai kapanpun dia tetap bertanggungjawab katanya padaku. Dengan kata-kata bang Roni membuat aku tidak ada apa-apanya dimuka dia aku tertunduk dan patuh pada perintahnya.

Tags :
Cerita Hot Dewasa XXX
Cerita Dewasa Hot
Cerita Dewasa Bugil
Cerita Dewasa Ngentot memek
Cerita Hot Dewasa XXX, Cerita Hot , Cerita seks ngentot memek
Baca SelengkapnyaCerita Demi Hidup, Aku Rela Jadi Pemuas Nafsu

Cerita Oh Nikmatnya Bercinta Didalam Kereta

Cerita Hot Dewasa XXX - Peristiwa ini berlaku sewaktu aku bekerja di JB di mana aku telah dilantik menjadi ketua untuk menganjurkan company family day. Seperti tradisinya hanya orang bujang akan menjadi jawatankuasa penganjur. Sebagai ketua aku telah menetapkan aktiviti dan melantik ahli jawatankuasa yang lain.

Nak dijadikan cerita dua minggu sebelum function kami perlu ke beach resort yang sudah ditempah untuk memastikan persediaanya berjalan lancar. Kami 6 orang, 3 lelaki dan 3 wanita akan kesana yaitu aku, Roy dan Khan sementara wanita pula Nurool (nama sebenar) awekku, Mimi dan Leen.
Cerita Hot Dewasa XXX


Kami bertolak jam 3 petang selepas mendapat kebenaran Personnel Manager dengan dua kereta. Kami sampai jam 5 petang. Setelah 2-3 jam berbincang dengan pengurusan hotel kami pun berangkat pulang kira kira pukul 8 malam. Sebelum pulang aku memberi isyarat kepada Roy aku nak balik berdua dengan Nurool aja. Terpaksalah Roy tumpang kereta Khan, dia pun faham.

Nurool ni memang lawa baru aja grade dan masih 6 bulan bekerja di sini. Berasal dari utara. Budaknya berkulit putih bertubuh langsing tinggi dan bila tersenyum amat manis sekali. Habis budak jantan kat sini nak tackle dia tapi sudah rezeki aku agaknya. Tapi part paling seksi buah dadanya yang menonjol dan punggungnya yang melentik agak tonggek. Tambahan lagi dia nia jenis outspoken dan boleh diajak sembang dan bergurau tentang seks. Tak keterlaluan aku katakan sudah ber gelen gelen air maniku habis melancap bermodalkan Nurool.

Berbalik pada kisah kami. Oleh kerana perjalanan kami agak jauh kami berbual supaya tidak mengantuk dalam masa yang sama tangan aku mengambil kesempatan meraba-raba peha dan sekali sekala buah dada Nurool. Nurool tak kisah sebab kami sudah selalu ringan-ringan kadang-kadang tu dalam office pun jadi. Nurool pulak menyandarkan kepalanya ke bahuku sementara tangannya mengosok gosok pehaku.

Sambil tu Nurool mencium-cium aku lama kelamaan batang konekku pun bangun stim, senak perutku bila adikku tu mengeras dalam seluar jeans. Aku bagitau Nurool supaya membuka seluarku sebab aku sudah tak tahan. Nurool pulak nakal diramas-ramas, dilurut dari atas kebawah batang pelirku. Makin mencanak kerasnya. Aku makin tak selesa sebab aku tak boleh respons kat Nurool kerana sedang memandu.

Jadi aku memutuskan untuk cari port yang sesuai dan beromen sebelum meneruskan perjalanan. Aku memberhentikan kereta disebuah kawasan taman yang sunyi dan aku yakin tak dilihat orang. Bila kereta sudah parking senanglah kami beromen, aku segera memeluk Nurool, kami berkucup-kucupan penuh mesra tanganku meraba-raba buah dada Nurool yang mengkal pejal dibaluti coli nipis. Tangan Nurool pula masih mengurut-urut batang pelirku.

Kami terus berkucup dan berkulum-lulum lidah sambil tanganku membuka satu persatu butang blouse yang dipakainya, kemudian tanganku menyelinap masuk ke dalam coli dan meramas perlahan-lahan buah dada sambil mengentel-gentel putingnya. Tanganku tak henti-henti menguli payudara Nurool hingga buah dadanya kemerah-merahan dan keras mengkal terpacak. Setelah puas berkulum lidah aku meneruskan dengan mecium dan menjilat-jilat pipi tengkuk, cuping telinga hingga kelehernya semua aku kerjakan sampai birat-birat. Aku teruskan lagi dengan mulutku menghisap sebelah buah dada Nurool sementara tanganku meramas yang sebelah lagi.

Aku lihat Nurool sudah gelisah nafasnya turun naik kencang sesekali mendengus-dengus matanya pula tertutup rapat menikmati rangsangan tangan dan mulutku ke atas buah dadanya. Aku hisap dan ramas buah dadanya hingga lenjun dengan air liurku. Aku teruskan lagi dengan tanganku merayap keperutnya yang rata, ke pusat hingga ketendunnya yang tembam dan masih ditutupi skirt labuh yang dipakainya.

Sewaktu tanganku cuba menyentuh bahagian sulitnya Nurool menolak tanganku melarangku daripada meneruskannya. Memangpun sebelum ini aku tak pernah menyentuh bahagian sulitnya, tapi kali ini aku amat terangsang untuk melihat sendiri faraj Nurool. Maklumlah dia ni memang lawa dan putih melepak orangnya.

Aku memujuk rayu Nurool agar membenarkan aku menyentuh farajnya. Aku katakan padanya yang aku amat mencintainya dan tak akan merosakkanya dan aku berjanji hanya nak menyentuhnya tak lebih dari itu. Akhirnya Nurool terpedaya dengan pujuk rayuku dengan syarat aku hanya menyentuh tanpa memasukkan jari atau batang pelirku ke dalam rongga farajnya.

Tanganku mula meraba-raba faraj Nurool daripada luar skirtnya aku dapat merasakan pantatnya beransur-ansur mengembang bila kuusap-usap hingga menjadi semakin tembam walaupun masih ditutupi skirt. Beransur ansur aku masukkan tanganku kecelah pehanya kuusap-usap peha lembut dan gebu hingga kepangkalnya. Apabila sampai kepangkal peha aku menekup faraj Nurool dengan tapak tanganku. Penuh tapak tanganku, 'memang besar pantat budak ni' getus hatiku. Aku dapat merasakan panties Nurool dan lembab dengan cairan ghairah daripada farajnya. Tanganku mula bergerak ke atas dan ke bawah mengikut alur pantatnya sementara mulutku masih mengerjakan buah dadanya. Makin lama makin banyak cairan hingga basah pantiesnya, tapak tanganku pula dan semakin lenjun dibuatnya.

Aku segera menyelak pantiesnya dan melurutkan jari tengahku ke alur farajnya. Pantat nya betul betul sudah lenjun aku terus melurut-lurut jari jemariku ke atas adan kebawah hingga menyentuh biji kelentitnya. Pantatnya begitu hangat dan basah sambil terasa bibir farajnya mengemut-ngemut menahan asakan berahi jemariku.

Kali ini Nurool tak lagi mendengus malah mengerang-ngerang kesedapan setiap kali jariku mengentel biji kelentitnya sambil tangannya meramas-ramas badanku. Sesekali tangan Nurool menahan tanganku agar terus mengentel biji kelentitnya. Aku juga amat terangsang menyebabkan batangku mencanak sekali. Aku cuba merapatkan mulutku kefarajnya tetapi agak sukar kerana kami berada ditempat duduk depan kereta jadi pergerakan dan aksi kami amat terbatas.

Aku segera memusingkan badan Nurool supaya menyandar ke dinding kereta sementara kaki kanannya kuletakkan ke konsol kaki kirinya kuletakkan ke dash board. Nurool agak kurang selesa tapi sebab sudah syok dia akur sahaja. Dalam samar-samar aku dapat melihat dengan jelas farajnya yang menjadi idamanku selama ini. Farajnya amat tembam tersembul dan merah merekah. Kelihatan amat dijaga rapi hanya bulu-bulu nipis menutupi bahagian atas sementara bahagian bibir farajnya bersih dicukur. Dalam posisi mengangkang jelas kelihatan saluran faraj Nurool sudah terbuka sambil mengalirkan cairan jernih yang membasahi keseluruhan permukaan faraj dan meleleh hingga ke duburnya.

Aku amat terangsang lalu menyuakan mukaku kecelah kelengkangnya. Lidahku menjilat-jilat seluruh farajnya, kelentit dan duburnya hingga habis cairannya aku hisap. Habis aku gigit kelentit dan menyedut pantat Nurool hingga birat-birat kukerjakan. Akhirnya Nurool tak dapat menahan lagi nafsunya nafasnya semakin pantas tubuhnya kejang kedua tangannya memaut kemas menekan kepalaku diikuti farajnya mengemut ngemut sebelum membuakkan cairan faraj dengan banyak sekali. Nurool mencapai klimaksnya. Habis mulut dan muka aku dipenuhi lendi daripada farajnya.

Tubuh Nurool sudah kelihatan amat lesu dan longlai tersandar dikerusi kereta, matanya kuyu memandangku kosong sambil tersenyum kepuasan tapi aku belum puas lagi. Nafsuku membuak-buak ingin merodok rongga dara Nurool dengan batang pelirku yang sudah terhunus keras, walaupun aku sudah berjanji tak nak merosakkannya tapi atas desakan nafsu yang membuak-buak aku tak peduli lagi. Aku tengok Nurool pun sudah pasrah dan lemas dalam lautan nikmat seksual seperti meminta aku meneruskan kembara hingga kepuncaknya. Oleh kerana kami di dalam kereta yang agak sempit untuk bersenggama jadi aku memberi isyarat kepada Nurool supaya merangkak ke kerusi belakang pula.

Ketika merangkak aku memerhatikan punggung Nurool yang putih melepak dan menonggek amat menghairahkan nafsuku. Aku menyuruh Nurool menyandar ke pintu kereta sambil membuka kangkangnya. Aku membongkok menghampirinya kucium mulut dan berkulum lidah, tanganku pula meramas lembut buah dadanya sementara tangan sebelah lagi memaut erat pinggang Nurool yang ramping. Nurool juga memaut erat pinggangku sementara sebelah tangannya mengusap dadaku sambil mengentel puntingnya. Aku betul betul sudah steam tapi cuba bertenang sambil mengawal keadaan. Aku acukan batang pelirku yang keras seperti batu tepat ke lubang farajnya, kutusukkan perlahan sekadar melepasi kepala butuhku yang dang kembang macam cendawan. Aku terasa amat hangat dan ketat sekali kemutan faraj Nurool sehingga batangku tersekat walaupun farajnya tak henti-henti mengeluarkan pelincir. Memang masih dara lagi Nurool ni bisik hatiku memandangkan begitu sukar aku memasukkan batangku tambahan pula saiz batangku memang agak besar.

Aku teruskan menusuk pelirku keluar masuk setakat yang dapat, Nurool pulak mendesah dan mengerang kesedapan setiap kali aku tusukkan senjataku ke dalam pantatnya.

"Ohh.. Ohh.. Abangg.. Seedapnya bang.. Oohh.. Abang pelan sikit Nurool tak tahan.. Sakitt.. Oohh.." Begitulah keluhnya.

Apabila aku merasakan lubang pantatnya sudah semakin kembang aku tusukkan lebih dalam lagi hingga satu ketika kepala butuhku terasa seperti telah menembusi lapisan kulit, diikuti raungan daripada Nurool.

"Aduuhh.. Oohh.. Sakiit Bang aduhh." Nurool menahan kesakitan dalam kelazatan, aku lihat dia mengalirkan air mata barangkali memang sakit ketika aku mengoyakkan selaput daranya.

Apabila Nurool dan agak tenang aku terus tusukkan batang pelirku hingga santak kepangkal rahim. Nurool meraung lagi penuh kenikmatan, aku membiarkan batangku seketika di dalam untuk menikmati kemutan faraj Nurool yang amat kejap dan berturut-turut. Kemudian aku meneruskan dengan acara sorong tarik, aku menyorong dengan perlahan hingga santak dan menarik batang pelirku dengan pantas bertalu-talu. Punggung Nurool terangkat-angkat mengikut irama hayunanku menambahkan lagi kenikmatan persetubuhan. Nurool begitu terangsang hingga klimaks beberapa kali, dia meraung kesedapan sambil tangannya menarik narik rambutku.

"Ohh.. Ohh.. Ooohh.. Arghh.." Itu saja yang kedengaran dari mulut mungil Nurool yang pantatnya sedang aku kerjakan.

Setelah puas memantat dalam posisi menelentang aku menyuruh Nurool menungging. Ku ramas ramas punggungnya yang montok dan kubuka kangkangnya seluas-luas hingga tersembul farajnya. Kulihat farajnya sudah banjir dengan lendir lalu ku suakan mulutku menjilat cipapnya hingga ke dubur hingga hampir kering kukerjakan. Dalam posisi doggy style terus aku tusukkan seluruh batangku ke dalam lubang farajnya hingga santak kepangkal rahimnya. Aku menghayun dengan pantas dan bertalu-talu hingga menghasilkan bunyi berdecap-decup batang pelirku berlaga dengan pantat Nurool. Sambil menghayun batang pelirku ke dalam faraj tanganku sibuk menguli buah dadanya mulutku pula mengigit tengkuknya. Betul-betul 3 dalam 1. Punggung Nurool pula maju mundur mengikut hala tusukan, terkemut-kemut farajnya menahan asakan batangku. Badan kami berdua sudah lenjun bermandi peluh maklumlah bersenggama dalam kereta, buka tingkap sikit aja cukup-cukup untuk udara bernafas. Tiba-tiba pantat Nurool mengemut begitu kuat sekali dan meraung penuh ghairah mencapai klimaks yang entah keberapa.

Akibatnya kepala butuhku terangsang yang amat sangat, aku seperti tak dapat mengawal keadaan, nafasku kencang jantung berdegup pantas kepala butuhku pula berdenyut seperti nak terpancut. Nurool seperti mengerti keadaanku meminta aku pancut diluar farajnya.

"Abangg.. Buang kat luarr.. Oohh.. Pless.." Rayunya.

Dengan pantas aku mencabut pelirku dan cuba bertenang mengawal pernafasan supaya tidak terpancut dahulu sebab aku belum puas lagi menyetubuhi pantat Nurool. Lagi pula aku tak mahu memancurkan air maniku ke dalam pantat Nurool, buatnya dia mengandung naya aku. Jadi aku meminta nurool mengisap saja pelirku hingga memancutkan air mani.

Aku menyandar sementara Nurool membongkok mencapai pelirku. Dia cuba memasukkan keseluruhan batangku namun tak dapat sebab terlalu panjang. Nurool mengulom batangku dengan lahap sekali sambil tangannya melancapkan bahagian batang pelir yang tak muat dimulutnya. Jilatan dari lidah kasap nurool serta urutan jemarinya yang lembut ke atas batang pelirku amat menghairahkan sekali. Mataku terpejam menahan kesedapan oral seks sambil tanganku meramas ramas punggung Nurool yang pejal dan menonggek. Sesekali jariku mengusap lubang dubur dan hujung farajnya. Terangkat punggung Nurool bila jejariku menusuk nusuk lubang buntutnya.

Setelah hampir 10 minit batangku dikerjakan Nurool, aku sudah tak dapat nak menahan lagi kepala butuhku terasa berdenyut-denyut, uraturat pelirku terasa amat tegang diikuti rasa sensasi yang amat sangat hingga akhirnya aku memancutkan keseluruhan air mani ke dalam rongga halkum Nurool. Nurool awalya cuba mencabut mulutnya tapi tanganku lebih pantas menekan kepalanya hingga kesemua air maniku habis ditelannya.

Aku amat puas kerana dapat menyetubuhi pantat Nurool gadis pujaanku, walaupun aku terpaksa melakukannya

Tags :
Cerita Hot Dewasa XXX
Cerita Dewasa Hot
Cerita Dewasa Bugil
Cerita Dewasa Ngentot memek
Cerita Hot Dewasa XXX, Cerita Hot , Cerita seks ngentot memek

Baca SelengkapnyaCerita Oh Nikmatnya Bercinta Didalam Kereta

Cerita Bercinta dengan Guru Pelatihku Yang HOT

Cerita Dewasa Terabru - Ni kisah masa aku masih kursus di Maktab Perguruan Seri Begawan. Masa tu aku berada ditahun 3 1997. Aku sebenarnya amat rapat dengan seorang guru pelatih (peserta kursus) perempuan bernama si Manja. Aku sudah mengenalinya selama kurang dari setahun.

Suatu petang jam 5.00 petang aku pun berdatang dengan si Manjaku didalam kuliah. Kebetulan aku memegang kunci kuliah kami. Jadi bila kami berdatang di dalam sudah tentulah aku akan mengunci pintu supaya lebih privacy. Selalunya aku dan Manja hanya bercerita-cerita biasa saja. Tapi kali ini aku pun bercerita pasal seks. Mula-mula Manja kemalu-maluan untuk bercerita denganku. Tapi lama-lama kemudian dia pun ikut sama bercerita pasal seks. Aku pun bertanya pada si Manja pasal BLOWJOB. Dengan malu-malu Manja memberitahuku dengan tepat. Katanya sumber pengetahuannya datang dari video lucah.
Cerita Hot Dewasa XXX

Ketika bercerita itu aku mula merapatkan badanku pada si Manja. Semakin lama semakin rapat hingga pehaku bertemu pehanya. Tanganku naik kebahunya. Tetapi aku rasa lebih terangsang lagi. Tanganku kini menjalar turun keleher bajunya. Lehernya kuurut-urut lembut. Manja memejamkan mata sambil berbunyi mendesah "Ah.. Ah.. Ss.. Ah " mungkin merasa nikmat.

Sebaliknya suara si Manjaku itu menambahkan rangsangan seksku dan aku semakin liar. Dari leher Manja aku masukkan tanganku ke dalam leher bajunya. Agak sempit. Lalu kubuka butang bajunya yang atas. Manja memegang tanganku seperti menghalang tetapi dia tidak menarik tanganku. Bila butang bajunya terbuka, tanganku pun menjalar masuk merayap kedadanya. Rupa-rupanya Manja tak pakai coli. Katanya dia tak suka pakai coli pada waktu petang dan malam. Sasaran tanganku adalah buah dadanya yang besar, mekar dan ranum. Buah dadanya itu kuramas-ramas lembut.

Aku rasa amat geram dengan kemekaran buah dadanya. Hampir keseluruhan tapak tanganku dapat menampung buah dadanya itu. Dimaktab ketika itu ramai guru-guru pelatih perempuan mempunyai tubuh yang montok dan buah dada yang mekar. Salah seorang daripadanya adalah hjh girl yang mempunyai buah dada idaman para jejaka maktab. Ketika ini Manja terkulai layu tersandar ditubuhku. Matanya terpejam rapat. Aku mula bermain-main dengan puting susunya. Putingnya yang lembut itu kumain-mainkan dengan hujung jari telunjuk dan kemudian kugentel dengan ibu jari. Ketika ini Manja mengerang kenikmatan.

"Aaahh.. Ss.. Aaahh.." erangannya menambah rangsangan seksku lagi..

Aku rasa tak puas hati. Ketika tanganku beramas buah dada Manja, baju Manja belum terbuka sepenuhnya. Aku pun membuka kesemua butang bajunya. Lalu tersembol dua bukit mekarnya yang bulat dan ranum dengan puting yang kemerah-merahan. Aku yang belum pernah melihat susu perempuan pun rasa geram. Aku ramas lagi susunya itu.. Aku urut.. Aku usap.. Aku belai.. Semua aksiku membuatkan Manja semakin terkulai layu terkapar-kapar.. Apabila sedar buah dadanya terdedah (setelah 2 minit kubuka) Manja cuba hendak menutup dengan tangannya.

"Malulah bang" kata Manja.

Cepat-cepat aku pegang tangannya lalu kutarik ke arah bawah pusat atau lebih tepat lagi ke arah zip seluarku. Manja seperti tahu apa yang perlu dibuat. Diluar seluarku Manja mengurut-urut zakarku yang 50% tegang. Aku rasa seronok sekali. AKu mengharapkan kulit tapak tangan Manja akan bersentuh dengan kulit zakarku.

Dua minit kemudian Manja membuka zip seluarku perlahan-lahan. Aku rasakan degupan jantungku dan Manja semakin kuat. Manja menyeluk ke dalam zip seluar. Kali ini tangannya mengurut-urut zakarku didalam seluar tapi masih diluar seluar dalam. Baru 5 kali urut Manja pun menarik seluar dalamku dan mengeluarkan batang zakarku yang sudah 80% keras. Terpacaklah berdiri batangku sepanjang 6 inci. Manja pun memegang dan mengurut-urut batangku dari bawah hingga kekepala butohku. Ketika sampai dikepala butohku, tangan Manja berpusing-pusing dikeliling kepala zakarku. Aku rasa amat seronok sekali. Rasa khayal dan ghairah. Lalu Kepala Manja kutarik rapat dan kami pun berciuman panjang. Kamu bermain lidah sambil aku menghisap-hisap lidahnya. Manja merasa seronok apabila lidahnya kuhisap. Kami terus berciuman sambil aku meramas kedua-dua buah dadanya dan Manja bermain dengan kepala butohku. Kemudian tangan kananku cuba merayap masuk ke dalam baju jubah (baju panjang) kelubuk dicelah pehanya. Mula-mula aku hanya meraba diluar seluar dalamnya. Aku rasa tak puas. Aku cuba masukkan tanganku ke dalam seluar dalamnya. Cepat-cepat Manja menghalang.

"Abang.. Tak perlu.. Biar Manja saja yang buat pada abang " kata Manja.

Aku pun menarik tanganku kembali dan hanya bermain diluar seluar dalamnya. Walaupun hanya diluar seluar dalamnya, namun aku lihat Manja kenikmatan. Matanya terpejam layu, tubuhnya semakin tersandar ke tubuhku.

Tiba-tiba Manja berhenti mengancakkan (onanikan dengan tangan) zakarku lalu merenung zakarku sambil menjeling padaku. Kemudian perlahan-lahan Manja menundukkan badannya sehingga kepalanya berada diatas kepala butuhku. Manja lalu memasukkan kepala zakarku ke dalam mulutnya lalu menghisapnya macam menghisap aiskrim yang sedap. Kali ini aku pula yang terkapar dibuat oleh Manjaku sayang. Perlahan-lahan kepala Manja turun dan naik berulang kali. Manja kelihatan agak kaku sedikit. Katanya ini adalah baru pertama kali dia menghisap zakar lelaki. Selama ini dia hanya menonton VCD dan mpg dari internet. Didalam mulutnya lidah Manja menekan kuat ke atas ke arah batangku. Paling menyeronokkan apabila baldu lidahnya menekan bawah kepala butohku. Lepas tu Manja mengeluarkan kembali zakarku dari mulutnya.

Kali ini Manja menjilat-jilat pula kepala butohku. Aku rasa teramat geli sangat apabila Manja menjilat-jilat lubang zakarku. Punggongku terangkat-angkat menahan nikmat. Manja seperti suka melihat keadaanku begitu. Lalu Manja pun menjolok-jolok lubang zakarku dengan hujung lidahnya sambil tangannya mengurut-urut batangku ke atas dan kebawah. Kemudian lidah Manja beralih ke arah batangku pula. Batangku dijilatnya dari bawah hingga kehujung kepala. AKu rasa amat seronok. Aku pun menarik baju Manja hingga terbuka lalu keletakkan diatas meja. Kelihatan tubuhnya yang puteh kemerahan dan montok berisi pejal (tidak gemuk dan tidak pula kurus).

Sememang Manja kekasihku itu seorang yang aktif sukan ketika petang hari. Tempat mereka bermain adalah dewan maktab. Kalau pada hari jumaat, guru-guru pelatih perempuan akan menggunakan dewan tersebut dari pagi hingga kepetang. Ketika petang kami akan mengambil kesempatan berdatang didalam kuliah. Tiada siapa peduli dengan kehilangannya kerana masing-masing sebok beriadah.

Aku merasa amat geram lalu kedua-dua tanganku mendakap kedua buah dadanya yang tergantung-gantung. Aku terus meramas, mengusap, membelai dan mengurut-urut lembut buah yang mekar ranum itu. Manja masih meneruskan tugasnya menghisap butohku. Sekejap-sekejap kepalanya turun naik, sekejap lagi kedepan dan kebelakang. Baru aku tahu rupa-rupanya Manja kekasihku ini pun ada kehebatan sebenarnya.

Beberapa minit kemudian aku rasa buthohku seperti nak meletup. Kepala buthku semakin kembang. Aku rasa seperti ada sesuatu yang nak memancut keluar. Aku sebenarnya ingin merasa bagaimana jika airmaniku memancut didalam mulutnya. Tetapi aku tak mau mengotorkan mulutnya yang halus dan sedap itu. Dengan berat hati aku pun memaklumkan pada Manja yang aku akan climaks. Manja pun mengangkat tubuhnya kembali. Ketika inilah baru aku dapat melihat dengan tepat lagi 2 buah dadanya yang tergantung mekar dan kencang itu. Aku rasa geram kembali. Lalu kusembamkan mukaku kedadanya dan putingnya kujilat-jilat. Manja memeluk kepalaku lebih rapat kedadanya sambil mengerang-ngerang halus.

"Abbaangg.. Sss.. Aaahh.. Sss.. Ahh.. " erangan Manja.

Kemudian putingnya kuhisap dan kunyonyot dengan rakus. Manja semakin kuat mengerang sehingga lehernya terdongak ke atas. Lalu aku pun mengenakan LOVE BITE pada dadanya dan lehernya yang halus berseh. Manja semakin mengeliat apabila aku menjilat lehernya dari depan hingga kebelakang telinganya.

Setelah puas aku pun mengingatkan Manja supaya menyambung kembali tugasnya untuk memuaskan aku. Manja pun menyuapkan kembali kepala zakarku ke dalam mulutnya. Baru seminit Manja mengulum kepala butohku, aku rasa seperti airmaniku hendak memancut semula. Aku menarik kepala Manja. Manja seperti faham dan dan berhenti mengulum. Kali ini dia menggunakan tangannya pula mengancakkan (onani) butohku. Makin lama, semakin hampir airmaniku hendak memancut. Aku menarik tubuh Manja rapat serapat-rapatnya pada ku sambil tanganku meramas-ramas buah dadanya. Beberapa saat kemudian..

SPLASH.. SPLASH.. SPLASH.. SPLASH..

"Arghh ss argghh ahh" aku mengerang kenikmatan sebaik saja airmaniku memancut hebat.

Ketika itu kami duduk dikerusi. Aku memejamkan mata menahan nikmat yang bukan kepalang. Rupa-rupanya adalah lebih nikmat lagi jika perempuan yang mengancak (onani) butoh lelaki daripada melakukan sendiri..

Beberapa minit kemudian baru aku rasa tenang dan tenteram. Aku tengok meja depanku ditompoki dengan beberapa titisan airmaniku yang memancut kuat tadi. Memancut kuat kerana ini adalah kali pertama zakarku disentuh perempuan. Tangan Manja pula berlumuran dengan airmaniku.

"Banyak juga air abang tu.." kata Manja sambil menunjukkan tangannya yang berlumuran airjusku.

Dilantai pulak banyak bertompok-tompok air pekat puteh. Manja pun membersihkan tangannya dengan tisu. Lepas itu kami pun cepat-cepat membersehkan meja dan lantai yang terkena airmaniku. Kami pun segera beredar dari kuliah. Ketika keluar dari kuliah aku terjumpa dengan kawan aku Mr. Pepsi yang sedang duduk ditangga bangunan bersama kekasihnya JOY. Rupa-rupanya mereka pun sedang berdatang.


"Eh lama juga kau.. Minta kunci kuliah" kata Mr Pepsi bila nampak aku keluar dari kuliah dengan Manja.

Lepas tu mereka pun masuk dalam kuliah aku dan kunci pintu. Aku yakin mereka pun buat sama seperti yang kami buat. Kata Manja dia pernah tengok diatas meja dibilik JOY ada kondom. Nampaknya mereka lebih teruk lagi. Inilah kebaikannya memegang kunci kuliah.

Semenjak hari itu Manja akan memuaskan nafsuku dengan mulut dan tangannya setiap kali kami datang. Setiap kali datang tangan Manja akan meliar didalam seluarku mengeluarkan apa yang patut dan sebagai balasannya tanganku pula meliar didalam celah bibir lubuk nikmatnya. Rasa menyesal pulak kerana tak mengurat Manja semenjak dari tahun 1 lagi. Kata Manja, dia memang meminatiku semenjak tahun satu lagi. Tapi malu nak mulakan dulu. Tapi kami berpisah apabila keluar dari maktab perguruan. Kerana Manja dihantar kedaerah Bel sementara aku di Daerah Bru dan Mu.

Namun kami sering bertelefon dan selalunya Manja akan membisikkan kata-kata berahi dan erangan halus ditelefon. Hasilnya aku lebih rasa nikmat apabila mengancak (onani) butohku ketika bertelefon dengan Manja. Sehinggalah suatu hari Manja menelefonku sambil menangis teresak-esak memaklumkan yang dia dipaksa kahwin dengan pilihan orang tuanya. Sedih memangg sedih tapi aku sudah merasai manisnya bercinta dengan Manja.


Tags :
Cerita Hot Dewasa XXX
Cerita Dewasa Hot
Cerita Dewasa Bugil
Cerita Dewasa Ngentot memek
Cerita Hot Dewasa XXX, Cerita Hot , Cerita seks ngentot memek

Baca SelengkapnyaCerita Bercinta dengan Guru Pelatihku Yang HOT

Cerita Bermula Dari Hujan Di taman Yang menggairahkan

Cerita Hot Dewasa XXX - Ini kisah benar yang terjadi lebih kurang 4 tahun dulu semasa aku bekerja di sebuah kilang electronic di bkt.Tengah, Pulau Pinang.

Aku bekerja disitu sebagai seorang juruteknik.. Masa tu aku baru bekerja.. Aku jatuh hati pada seorang gadis yang bernama Sue.. Sue ni memang cantik, iras-iras sofea-jane.. Body dia.. Fulamak!! buah dada yang bulat, agak tajam dan besar walaupun body dia lansing.. Kulit dia memang putih.. Aku ingat kalau dia dok kat KL lama sudah jadi artis.. Tapi dia dok kat kampung je.. Keluar rumah pun susah.. Mak dia agak control.. So aku ngorat dia.. Maklom lah.. Muka dia lawa.. Jual mahal sikit..
Cerita Hot Dewasa XXX


Mula-mula memang aku target nak buat bini.. Tapi (ada tapinya) pemikiran dia kurang matured.. Takpalah pasal dia lawa.. So aku ayat dia ajak dia keluar ngan aku.. Susah enggak!!sampai banyak kali aku ajak dia.. Sampai satu hari tu.. Dia dapat kelentong mak dia.. Kata dia keluar dengan member/jiran dia.. Kelentong mak dia kata pergi kerumah kawan.. Balik lewat petang.. So dia keluarlah gan jiran dia sampai kat tempat janji nak jumpa aku.. Dia dengan jiran dia split.. Jiran dia ikut member lain.. Dia naik moto dengan aku..

Alamak, hari tu dia pakai baju kebarung.. Yang agak nipis kainnya, jelas nampak warna coli dia, merah jambu.. So dia pun naik moto ngan aku.. Kami terus ke botinical garden penang, sampai sana terus masuk dalam.. Kena pulak hari makin mendung.. So kami masuk ke dalam.. Jalan laju-laju.. Macam race jalan kaki

Cari tempat yang terlindung dari hujan.. Aku tengok banyak pengunjung lain berjalan kaki keluar dari taman tu.. Balik kot.. Hari nak hujan.. So kami pun jumpa satu tempat terlindung.. Bawak pokok yang agak rimbun.. Masa kami baru lepak je.. Hujan sudah turun.. Kat situ nampaknya orang takde.. So kepala otak aku mula terfikir blue je.. Dan mata aku asyik-asyik dok perhati pangkal buah dada Sue yang terdedah.. Putih melepak.. Hujan turun mula lebat.. Tempat kami cuma tempias sikit.. Sue mula sejuk.. Aku pun sejuk jugak.. Tapi takkan aku nak terus peluk dia.. Baru first time keluar.. So kami borak-borak sambil aku buat lawak bodoh!

Tah macamana tah Sue tertampar paha aku.. Aku pulak tak pakai underwear.. Dia tampar tersentuh batang aku yang sememangnya sudah keras sebab tengok pangkal buahdada dia yang putih tu.. Aku tengok dia terkejut bila terkena pada bahagian keras tu.. Tapi tangan dia tak bergerak dari peha aku.. Masih kat peha aku.. Dan mata dia, aku perhatikan terlirik ke bahagian batang aku.. Aiseh!!aku cakap dalam hati.. Sue sudah stim kot.. So tangan kiri aku bergerak kepinggangnya.. Kami masa tu tengah lepak atas rumput.. Bawah pokok merimbum.. Tangan aku peluk pinggangnya.. Dia tak kata apapun.. Masih dok sembang pasal cerita apatah.. Aku dok anggukngguk kepala je..

Walaupun kepala otak aku dok fikir macamana aku nak kiss bibir dia.. So aku buat trick.. Aku ambik batu-batu kecil kat tepi-tepi aku, aku gengam gan tangan kanan aku.. Aku baling atas kain dia/peha dia.. Masa tu dia duduk bersimpuh.. Lepas baling.. Aku buat-buat terkejut..

"Alamak Sue.. Sorry-sorry.. Abang.. Terlalu asyik dengar cerita Sue.. Sampai tak sedar baling batu-batu kecik ni atas kain Sue"..

Aku pun sapu batu-batu dari kainnya.. Sapuan aku lebih pada mengusap paha Sue.

"Sue.. Tak mau hilanglah kotoran ni.. Melekat!", aku buat trick, aku usap lagi peha dia..

Sementara kepala aku merapat kepaha dia.. Buat-buat tengok kotoran atas kainnya.. Lepas tu kepala aku/rambut aku aku biar bergesel dengan dada dia.. Sue tersentak.. Aku tarik kepala aku bertemu dengan muka Sue.. Sambil tangan kiri aku perlahan-lahan menarik tubuh Sue ke arah aku.. Bila muka aku berdepan dengan wajah Sue.. Aku cakap..

"Sue.. Memang cantik hari ni, abang sememangnya menyintai Sue sejak mula bertemu Sue" lepas tu bibir aku menyentuh bibir Sue..

Dia agak kaget.. Tapi membiarkan aku meneruskan pelakuan.. Aku gigit dan hisap bibir Sue atas bawah.. Sue tak membuka bibir dia.. Tapi aku tahu dia pun sudah naik syok.. Sebab tangan dia mula tarik tubuh aku rapat ketubuh dia.. Kena dengan hujan bertambah lebat.. Sue tersandar kebatang pokok.. Dan bibir aku mula main peranan ke arah lehernya.. Hisap dan gigit dengan manja.. Sue makin memeluk erat.. Dan kakinya dari bersimpuh ke kedudukan melipat terkangkang dan badan aku dicelah kangkangannya itu.. Tangan kanan aku mula menyelak kainnya sementara bibir aku masih menyerang rakus leher Sue dan mula menurun kedadanya.. Sue mengeliat sambil mengerang kecil.

"Abaang!! Abaang.. Geli.. Emm.. Abaang!!"

Sementara tangan kanan aku yang menyelak kainnya meramas rakus bahagian pehanya.. Tangan kiri aku mula membuka butang atas baju kebarung Sue.. Sue mengeluh.

"Jangan Baang.. Sue tak biasa.. Ahh"

Dia masih dalam nikmat sebab sambil buka butang baju dia bibir aku terus menhisap bahagian pangkal buah dadanya.. Lepas terbuka bahagian atas bajunya maka terdedahlah dua puncak bukit yang putih melepak dan disaluti hanya dengan coli nipis berwarna merah jambu.. Aku terus menyerang ke arah itu dengan bibirku.. Sue mengerang.

"Apa Abang buat nii.. Emm.. Abaangg"

Aku menghisap buah dada Sue setelah menarik coli nipisnya kebawah dengan bibirku.. Aku melihat Sue semakin memeluk aku erat dan kakinya semakin terkangkang, matanya pula terpejam, sementara bibirnya mengetap-getap.. Tangan kanan aku yang masih didalam kainnya mula bergerak perlahan ke arah apamnya.. Dan mengosok perlahan.. Sue seolah-olah seperti terkena karan.. Membuka kelopak matanya yang kuyu..

"Abaang.. Apani geli.. Kat situ.. Geli sangat abang buat camtu" dia mengeluh manja..

Aku buat tak peduli.. Aku hisap buah dadanya.. Isap putingnya yang semakin menegang.. Sambil tangan kanan aku mengusap apamnya yang masih disaluti underwear.. Kankangan kakinya semakin meluas..

"Ahh.. Emm.. Abaang.. Geliinyaa.. Emm"

Aku menarik tangan kirinya yang memeluk aku.. Memasukkannya ke dalam seluar jeans aku.. Sambil bibir aku masih menghisap buahdadanya.. Bila tangan Sue tersentuh batang aku yang menegang..

"Emm.. Apa ni bang.. Emm.. Kerasnya.. Panas" sambil tangannya terus mengurut dan meramas batang aku..
"Panasnya.. Abang punya.. Besaar.. Apasal basah!!?"

Air mazi ku mula keluar.. Tangan Sue seperti tak mahu melepaskan batang aku.. Aku buka butang seluar jeans aku dengan tangan kiri ku.. Terjojol batang ku yang menegang dalam gengaman tangan Sue..

"Emm.. Abaang.. Besaarnya.. Takut Sue.. Emm"

Aku menarik tangan Sue dari terus mengurut batang aku.. Sebab takut terpancut.. Batang aku yang terdedah tu aku sengajakan menekan ke arah apamnya.. Sue semakin stim.. Bibir aku mula menjalar ke pusatnya.. Setelah butang baju Sue semuanya dibuka.. Bahagian atas tubuh nya terdedah tanpa seurat benang.. Colinya yang nipis masa bila aku tanggalkan? Entah aku tak sedar!! Sambil bibir aku masih dipusatnya tangan aku rakus membuka butang kainnya.

"Abaang.." Sue terdiam disitu..

Setelah selesai membuka butang kainya.. Aku terus menyelak kainnya ke atas mendedahkan bahagian betis, peha dan underwearnya berdepan betul-betul dengan muka aku.. Kakinya masih tak menanggalkan kasut tumit tingginya.. Aku terus menjilat apamnya yang dibaluti underwear nipisnya.. Sambil kedua-dua tangan aku meramas lembut buahdadanya yang sememangnya menjadi kegilaan aku..

"Emm.. Emmhh" Sue mengerang lembut..

Seluar jeans aku terlucut hingga keparas lutut.. Dengan peha Sue yang terus mengangkang aku membenamkan bibir aku ke apamnya dan menarik underwear nipisnya dengan gigiku.. Underwear Sue aku lucutkan hingga ketengah pehanya.. Wow!!terdedah di depan ku.. Apam idaman ku selama ni.. Putiih.. Dengan bulu-bulu halus.. Apam yang tembam.. Aku terus menjilat.. Sue semakin mengeliat.

"Esskk.. Esskk.. Isskkahh" Sue mengeluh perlahan sambil nafasnya mula berombak..

Dan matanya terpejam rapat.. Bila aku mula menghisap lembut apamnya.. Badannya makin melentik ke atas.. Sue sekarang terbaring penuh atas rumput yang agak basah.. Hujan masih lebat.

"Abaang.. Esskk.. Isskk.. Emm.. Gelii.. Sedaappnya.. Emm.. Abaangg.. Ahh!!"

Selesai menjilat/menhisap apamnya kepalaku naik ketas perlahan-lahan sambil lidahku tidak tanggal menjilat dari apamnya kepusatnya.. Kedadanya terus keleher dan kebibirnya.. Tubuh ku betul-betul berada diatas Sue.. Dan kaki Sue terkangkang luas.. Kali ni Sue memeluk erat aku dan apabila bibir aku sampai kebibirnya dia terus menarik kepala aku dan mencium aku.. Walaupun dia tak pandai berasmara mengunakan bibir lagi tapi aku sudah stim gila.. Batang aku yang tegang habis tertenyeh dengan apamnya.. Sue aku tahu masa tu pun stim abiss.

"Ehh.. Emm" Sue mengeluh sambil kami beromen dengan bibir..

Tiba-tiba tangan kanan Sue bergerak dari pelukan dipinggang ku mencari batang ku.. Sue mengenggam batang ku sambil mengarah batang ku ke arah apamnya.. Seolah-olah ingin merasa kemasukan batang aku ke dalam apamnya.

"Emm.. Abaang" Sue mengeluh manja..

Genggaman tangan kanannya masih menarik batang ku ke arah apamnya.. Tiba-tiba.. Batangku terus menembus masuk ke arah apamnya dengan perlahan.. Aku merasa kemasukan batang aku ke dalam apam Sue.. Agak ketat. Sue mengeluh..

"Ehh.. Besaar.. Sakitt.. Iehh.. Abaang" batangku mula bermain setengah masukan.. Perlahan-lahan.. Semakin ke dalam-ke dalam.
"Abaang.. Abaang.. Sakit sikit.. Abaang"

Selepas tu batang aku makin bergerak ke dalam.. Hingga Sue mengerang

"Ahh.. Isskk.. Emm.. Esskk.. Abaanng.. Sedaap.. Gelinyaehh.. Ahh"

Pergerakan aku mula laju.. Laju.. Laju

"Abaang.. Ahh.. Ahh" pergerakan tubuh Sue semakin berombak.. Nafas Sue makin turun naik.. Matanya terpejam rapat.. Pehanya mengangkang seluas-luasnya sambil mengepit kuat pehaku
"Isskk.. Esskk.. Ahh.. Abaang.. Ahh"

Makin laju pergerakan aku.. Dan bibir aku terus mengucup bibir Sue dengan rakus.. Dada ku menindih rapat buahdadanya.. Bunyi hujan walaupun masih lebat tak kedengaran ditelinga ku.. Aku betul-betul dalam kemuncak.. Begitu juga dengan Sue.. Pelukan Sue semakin rapat menarik aku.. Kekadang kuku jarinya seperti mencengkam tubuhku..

"Ahh.. Abaang " batangku bermain disetiap sudut dalam apam Sue. Tengah.. Kiri.. Kanan..

Kelembutan wajah dan sikap Sue.. Selama ni tenggelam dengan sikap yang agak ganas juga bila Sue stim habis.. Tu yang buat aku lagi bertambah stim.. Kekuatan aku tah macamana boleh agak lama enggak mendayung dengan Sue walaupun pergerakan batang aku ke dalam apam Sue semakin licin.. Disebabkan air Sue yang keluar banyak

"Abaang.. Ahh.. Ahh.. Abaang"

Kesedapan yang aku tak dapat lupakan.. Dan sekarang ni aku lakukannya setiap hari dengan Sue.. Sue sudah jadi isteri aku. Dan pemikirannya makin matured termasuk aksi-aksinya yang semakin advance hari-kehari sebab setiap malam minggu kekadang kami menonton vCD blue bersama.. Dan kekadang aku ajak dia enjoy nite life kat penang ni.. Macam gi disko.. Nengok midnight cinema just untuk bagi dia tambah matured.. Dan dia sememangnya pasangan/isteriku yang perfect!!
Baca SelengkapnyaCerita Bermula Dari Hujan Di taman Yang menggairahkan